cerpen dan novel JKT48
(CERPEN) NABILAH INGIN RENA KEMBALI !
10:50 AM
Hujan
menyamarkan setiap tetes air mata Nabilah, Guntur seakan berbaur menemani tiap
isakan tangis Nabilah, petir bahkan tak menjadi masalah lagi bagi Nabilah. ia
terus berjalan menembus lebatnya hujan saat itu. Setiap mata melihat kearah Nabilah,
tak ada setitik dari seragam sekolahnya yang kering, semuanya basah karena
hujan. Bebarapa orang merasa begitu iba melihat Nabilah yang berjalan ditengah
hujan dengan isakan tangis, semua orang bisa mengetahui bahwa Nabilah sedang
benar-benar sedih. Kemudian saat Nabilah berada di salah satu kuburan ,Hujan
mulai berhenti menyisakan beberapa tetes air. Nabilah kembali mengingat
kejadian dimana sahabatnya benar-benar pergi untuk selama-lamanya tanpa
mengucapkan sepatah kata untuknya.
Sebulan
yang lalu saat terik panas benar-benar menyengat kulit, Nabilah dan sahabatnya yang
bernama Rena yang sudah ia kenal sejak kecil tengah berjalan dipinggir jalan
dekat sekolah, mereka baru saja pulang sekolah. Saat itu Nabilah melakukan aksi
diam seribu bahasa kepada sahabatnya itu
“ngambek jangan lama-lama dong ,
aku harus minta maaf berapa juta kali sih biar kamu ga marah lagi..? Aku akan
terus mengikutimu sampai kamu maafin aku! ” Keluh Rena merasa bersalah karena
tanpa sengaja menjatuhkan Handphone Nabilah hingga rusak.
“hey. Denger dong!” pinta Rena sambil menepuk
pundak Nabilah
“jangan sentuh aku ! ”
bentak Nabilah sambil mendorong
pelan sahabatnya itu kemudian berjalan lebih cepat saat menyeberang agar
sahabatnya itu tertinggal jauh dibelakangnya, tepat saat Nabilah tiba ditrotoar,
lampu hijau pun menyala, tanpa disadari Rena yang tengah berlari mengejar
dirinya.
*PIIIIIIPPPP*
suara klakson begitu nyaring
ditengah keramaian lalu lintas berbarengan dengan suara teriakan Rena dan
seketika suasana jalanan menjadi sangat riuh, semua orang berlarian menuju ketengah jalan kearah sumber
teriakan tadi. Nabilah ingin teriak, menangis sekeras-kerasnya tapi semua itu
tertahan di tenggorokan, nafasnya memburu , dadanya begitu sesak dan tubuhnya
terjatuh lemas memandang kerumunan orang tak percaya, beberapa menit kemudian
pandangan Nabilah kabur entah karena air mata atau kerena kepalanya begitu
pusing melihat kejadian yang baru saja terjadi didepan matanya.
Saat
bangun Nabilah sudah berada dirumah sakit, menemukan sosok kedua orang tuanya dan
orang tua Rena .
“bagaimana keadaan Re...”
belum sempat Nabilah
menyelesaikan pertanyaan tiba-tiba saja Mama Rena menangis memeluk suaminya,
ibu Nabilah memandang anaknya dengan tatapan sedih, sedangkan Papa Nabilah
langsung memeluk diri Nabilah sambil mengelus kepalanya. Tentu saja Nabilah
langsung mengetahui apa yang baru saja terjadi.
“ga mungkin ! Bilang pah, ! apa yang Nabilah
pikirkan itu salah. Ayooo bilang pah !!”
jerit Nabilah berderai air mata, ia melepaskan
pelukan Papanya kemudian menangis histeris , melepas selang infuse ditangannya
lalu berlari melewati pintu kamarnya.
“Nabilah !!” panggil Papanya langsung memeluk
anaknya itu, membiarkan Nabilah meronta dalam pelukannya, membiarkan Nabilah
menangis memukul-mukul dadanya.
“Papa lepaskan. Aku ingin melihat Rena. Ia
pasti ada disalah satu kamar ini !!”
tangis Nabilah semakin
menjadi-jadi, dadanya kembali sesak, kepalanya terasa begitu berat, ia begitu
lemas bahkan butuh perjuangan untuk tetap mempertahankan tubuhnya berdiri.
“sabar sayang…” ucap Papa Nabilah sambil
mengelus punggung anaknya.
“Rena berjanji akan terus ada disamping aku
sampai aku maafin Rena. Aku belum maafin Rena sampai aku melihatnya. Jadi Rena
tidak mungkin pergi !!” ungkap Nabilah
masih terus menangis.
Melihat tingkah Nabilah, membuat orang tua Rena
kembali bersedih teramat sedih mendapatkan sosok sahabat Rena sedang menangis
histeris mencari sosok anaknya yang sudah berada jauh dari mereka semua.
“ini semua karena aku pah. tante
om maafin Nabilah, tante om boleh marah pada Nabilah. Harusnya Nabilah yang ada
di posisi itu, om tante !” Nabilah manyalahkan dirinya, ia benar-benar membenci
dirinya.
“bukan nak. Om dan tante tidak akan
menyalahkanmu. Semua ini karena takdir” ucap orang tua Rena sambil mengelus
kepala Nabilah kemudian membawanya kembali kekamar.
…..
Nabilah
kembali melihat nisan didepannya, setiap kali mengingat kejadian itu dirinya
merasa seperti separuh dari hidupnya telah pergi.
“happy
birthday to you, happy birthday to you, happy birthday happy birthday, happy
birthday Rena” Nabilah menyanyi dikuburan sahabatnya, memeluk nisan yang
mengukir nama Rena.
“Lihat ni aku bawain kue kesukaan kamu Ren”
ucap Nabilah sambil menangis, entah sudah berapa jam Nabilah berada di pusara
sahabatnya. Orangtua Nabilah tiba-tiba muncul dari belakang.
“ayo kita pulang sayang..” ajak mamanya sambil
menahan tangis, betapa sedih mamanya melihat sosok anaknya yang kini menjadi
rapuh, terkadang mendapati anaknya menjerit, menangis, melamun, jatuh sakit, dan
tidak nafsu makan.
“Nabilah tidak mau pulang. Nabilah lagi
ngerayaain ulangtahun Rena ma”, tunjuk Nabilah kearah batu nisan yang terukir
nama Rena.
“ia sudah tidak ada sayang. sampai kapan kamu
akan begini.. Pulang yah” bujuk mamanya lagi berusaha tegar
“tidak ! Nabilah akan terus
disini, nemenin dia. Ia pasti sedih ngerayain ulang tahun sendiri” jelas Nabilah
.
Tanpa menunggu. Papa Nabilah lalu tiba-tiba
menggendong anaknya menuju mobil, Nabilah terus meronta_ronta
“lepass !” jerit Nabilah sambil memukul Papanya,
tapi permintaan Nabilah tidak ditanggapi Papanya,
ia malah dimasukan ke mobil kemudian mobil itu
melaju kencang meninggalkan pusara sahabatnya.
“kalian jahat !” jerit Nabilah marah sambil
memandang keluar.
“sampai kapan kamu akan terus begini nak?”
tanya Mama Nabilah , tapi pertanyaan itu tidak dijawab oleh anaknya.
Sesampainya
dirumah Nabilah langsung masuk kamar, kemudian terdengar suara dari kamar
Nabilah, suara barang-barang yang di lempar ke arah dinding.
“kenapa bukan aku yang ada dalam kuburan itu?
Kenapa kamu pergi tinggalin aku Ren? Kalau kamu bosan denger cerita aku, bosan ngeliat
aku, kalau kamu tidak suka aku contekin bilang dong , tidak usah begini caranya. Tidak
usah siksa aku begini. Kalau masalah Handphone aku belum mau maafin kamu sampai kamu hadir dihadapan ku, makanya kamu
kembali dong !” teriak Nabilah sambil menangis .
“Nabilah, buka sayang !” pinta Papanya
sambil terus menggedor pintu kamar Nabilah.
Karena tidak mendapat jawaban
akhirnya Papa Nabilah mendobrak pintu kamar Nabilah lalu kemudian menyuruh
istrinya mengambil suntik. Papa Nabilah memegangi tubuh Nabilah dan kemudian
mamanya menyuntikan obat penenang yang membuat Nabilah merasa lelah dan
mengantuk, setelah itu Nabilah pun tertidur.
Dalam sebulan Nabilah sudah
disuntik obat penenang sebanyak 5 kali, ia pun tidak pernah masuk sekolah sejak
kepergian Rena. Orangtua Rena pun telah kembali ke Jepang berusaha melupakan
bayangan anaknya.
Mama
nabilah menangis memandangi anaknya yang kini sedang tertidur, ia mengerti
kedekatan Nabilah dan sahabatnya, mereka sudah bersama sejak umur 5 tahun tentu
saja bukan hal mudah untuk menerima kalau sosok sahabatnya kini berada dialam
yang berbeda. Sepanjang malam MamaNabilah terus berada disamping anaknya sambil
memegangi tangan anaknya, Mama nabilah berusaha mengingat sosok anaknya yang
dulu, yang ceria, semangat kesekolah, selalu menjadi penyemangat untuk dirinya
dan suaminya , terkadang bisa menjadi sangat bijak dalam menyikapi masalah.
Tapi kini, ia bahkan tidak mengenal lagi sosok yang tengah tidur didepannya.
Saat
bangun Mama nabilah tidak menemukan sosok anaknya didalam rumah, Papanya pun
sudah mencari ke pusara sahabat anaknya tapi tidak juga ketemu, disekolah pun
tidak ada, Nabilah tidak pernah menghilang.
“kemana kamu nak?” tanya mamanya sambil terus
menangis, didalam mobil Mama nabilah terus gelisah.
“tenang ma, Nabilah pasti tidak apa-apa” ucap Papa
nabilah berusaha menenangkan istrinya ,
Mama nabilah tampak pucat tubuhnya
lemas memikirkan anaknya melakukan hal yang tidak-tidak. Segala tempat yang
dulu Nabilah dan sahabatnya datangi sudah didatangi oleh orang tua nabilah tapi
anaknya toh tidak juga ketemu, hingga jam 14:15 siang, orangtua Nabilah kembali
melewati sekolah anaknya, menunggu kalau saja Nabilah tiba-tiba keluar dari
sekolah , entah apa yang membuat Papa nabilah yakin kalau anaknya akan berada
disekolah atau sekitar sekolah, ia merasakan anaknya tidak jauh. Sudah banyak
anak yang keluar dari gerbang sekolah tapi Nabilah tidak juga muncul.
“NABILAAAH” teriak Mama nabilah kemudian keluar
dari mobil berlari mengejar anaknya yang ternyata terlihat sedang berjalan di jalan raya saat
lampu hijau. Mama dan Papanya histeris melihat pemandangan mobil yang melaju
dengan cepat kearah Nabilah.
*PPPIIIIIPPPPP*
“Nabilaaaah !!!!!”
teriak Mama dan Papanya masih
berlari berusaha menarik anaknya yang begitu jauh dari jangkauan mereka ,
teman-teman dan murid dari sekolah Nabilah seketika berhenti melihat sosok yang
mereka kenal.
“GILAAA. Kamu mau mati yah? Kalau mau mati
jangan disini” maki pengemudi yang hampir saja menabrak Nabilah tapi untung
saja pengemudi tadi sempat me nge-rem mobilnya, dalam sepersekian detik Nabilah
sudah ditarik menepi menjauh dari jalan raya.
“apa-apaan kamu !” maki sang Papa panik,
tapi Nabilah hanya diam terpaku, tak lama kemudian Mama nabilah yang sedari
tadi diam sambil memeluk Nabilah kini jatuh pingsan.
“maaa….” panggil Nabilah,
Nabilah dan Papanya segera
membawa sang Mama kerumah sakit. Nabilah menangis disamping tempat tidur
mamanya. ia menyadari kebodohannya selama ini, menyalahkan diri sendiri,
menyangkal bahwa tidak ada yang namanya takdir kehidupan, tenggelam dalam
kesedihan sendiri dan melupakan bahwa ada yang terpukul melihat kondisinya
seperti sekarang yaitu kedua orang tuanya,
ia bahkan melupakan bahwa ia masih memiliki
tempat bertopang , ia terlalu lama mengabaikan ke-khawatiran orang tuanya hanya
karena merasa dirinya bersalah atas kematian Rena. Toh kematian sahabatnya itu
karena takdir dan itu semua bukan karena ia, jika memang karena ia, harusnya
tadi ia juga sudah meninggal, tapi ajalnya belum saatnya maka mobil itu pun tidak
menabraknya,
mungkin bisa saja waktu itu Rena
juga selamat sama seperti hari ini ia
selamat, tapi ajal sahabatnya memang sudah tiba. Nabilah berpikir seharusnya ia
tidak seperti sekarang mencoba bermain dengan nyawanya, menangis, histeris,
melamun, semua itu tidak ada gunanya, sahabatnya tidak akan kembali , malah orangtua nabilah jatuh sakit
memikirkan Nabilah , ia lalu sadar bahwa seharusnya yang ia bisa lakukan
sekarang adalah dengan mengirim doa untuk sahabatnya.
Nabilah melihat mamanya telah
membuka mata, langsung saja ia berlari
memanggil suster dan Papanya, setelah memeriksa dan dokter mengatakan mamanya
akan kembali pulih total esok hari, seketika hati Nabilah menjadi lega.
“maafin Nabilah ma” ucap tulus Nabilah sambil
memeluk mamanya.
“kamu tidak apa-apa nak?” tanya Mama nabilah
yang hanya dibalas anggukan.
“kamu jangan begini terus, kamu masih punya
kami , Mama dan Papa juga merasa kehilangan, dua kali melebihi rasa kehilangan yang
kamu rasakan. Kehilangan sahabat kamu yang kami sudah anggap anak, dan
kehilangan anak sendiri . Mama hampir melupakan sosok anak Mama yang dulu,
karena sekarang sosoknya tak lebih dari seorang pemurung. Bahkan Mama dan Papa
tidak mampu menjadi penopang bagi anak sendiri. Kamu tau betapa sedihnya Mama melihat
kamu?” jelas sang Mama sambil memegang tangan anaknya.
“jika kamu tersesat maka jadikanlah kami
sebagai kompas mu, jika kamu terjatuh jadikanlah kami sebagai tempat mu berpijak,
jika kamu bersedih jadikan kami sapu tangan mu nak. Kamu tidak sendiri, kamu
masih punya Mama dan Papa yang menyayangimu, memperdulikanmu, bahkan jika kamu
melupakan kami , kami akan terus mengingat mu” sambung sang Papa sambil
merangkul pundak anaknya.
“makasih ma, pa . Nabilah minta maaf. Nabilah
akan belajar dari semua ini” ucap Nabilah sambil memeluk kembali mamanya
kemudian memeluk Papanya.
Dua hari setelah sang Mama keluar dari rumah
sakit, Nabilah kembali masuk sekolah dan mengejar ketertinggalannya, sepulang
sekolah hari ini ia berkunjung ke pusara sahabatnya
“hey Rena. Kamu jangan marah kalau sekarang
aku sering tersenyum. Bukan karena aku telah melupakan mu. Aku minta maaf ,
mungkin sekarang aku masih sedih tapi aku tidak lagi meratapi kepergian mu Rena.
Aku minta maaf juga karena selama ini tidak sempat mengirimkanmu doa. Kamu akan
terus menjadi sahabatku semarah apapun aku padamu, kamu tau itu kan?” Nabilah
menundukan kepala sejenak kemudian mengirimkan doa untuk sahabatnya, lalu
tersenyum berjalan meninggalkan pusara sahabatnya.
Sebelum masuk mobil dimana Mama dan
Papanya sudah menunggu, Nabilah merasakan angin yang begitu sejuk tengah
menerpa pipinya , Nabilah menutup mata sejenak merasakan belaian lembut tangan
sahabatnya dan berkata dalam hati
“terimakasih”
..
"oh ia... aku uda maafin kamu soal Handphone aku kok.. hehe"
ucap Nabilah sekali lagi setelah
itu naik kemobil dan kembali kerumah dan menjalani kehidupan normalnya kembali.
-tamat-
Credit :
Penulis cerita : Fadillah maronie
Ide cerita : yasser maronie (Admin)
Editor cerita : Yasser maronie (Admin)
18 komentar
Hampir d'setiap Paragrafak ngeluarin air mata.....
ReplyDeleteMantap Gan.....
Pelajaran yang dapat kta ambil adalah....
"Jangan terlalu larut dlam kesedihan"....
OK gan... D'tunggu yaa crita" slanjutnya....
:-)
Keep Support JKT48.....;-)
Mantap gan,itu dua"nya Oshi ane ..sampe nangis nih gan ,kreatif banget :) .
ReplyDeleteBikin lagi gan yang lebih bagus,,GANBATTE48 (9'o')9
nangiss,,, :`)
ReplyDeletesukses teruus!
di tunggu yg berikut2nya,,, :`D
TETEP SUPORT JKT48!
Mantep gan
ReplyDeleteNabilah oshi ane
Tiap katanya kena banget sampe ngeluarin air mata :')
Lanjutkan gan
Hehehehehe
TETEP DUKUNG JKT48..
Kalo aku produser film udah aku buat film nih kisah persahabatan nabilah dan rena
ReplyDeletemantap sekali.. emg betul sahabat itu lebih penting dari apapun..
ReplyDeleteCoba novel ..
ReplyDeleteMakin mantap aja gan ..
Setiap paragraf and kata-katanya sangat menyentuh ..
Hebat ..
Coba novel ..
ReplyDeleteMakin mantap aja gan ..
Setiap paragraf and kata-katanya sangat menyentuh ..
Hebat ..
gila min lanjutin hampir2 gue nangis min
ReplyDeleteHey Khususnya Penulis Ini, dan yg memposting ini, ajukan aja ke bagian penerbit Novel. Aku jamin di terima. Ok Bro. gak usah ragu, ada jg sekumpulan Novel Per-Part. walaupun beda nantinya pasti jadi sebuah Lampiran deskripsi novel yg Utuh.
ReplyDeletedasar blog plit masa ngk bza di copas anjigk
ReplyDeleteAlhamdulillah terima kasih buat penulis , ide cerita maupun editor cerita yang membuat karya yang begitu menyentuh hati kita . Mudah - mudahan anda yang membuat karya ini menjadi orang yang sukses di masa yang akan datang . ( Amin )
ReplyDeletekeren jadi sedih sendiri gua
ReplyDeleteSumpah dari ketiga cerpen ini yang paling nusuk ke hati gw jadi mikir arti kesedulihan,dan jangan luput dari kesedihan,good job ini baru cerpen jkt48
ReplyDeletepengen banget nih cerita dijadikan dalam bentuk film. kalo ada bilang ya :D
ReplyDeleteKUMPULAN PAHA JKT48 ,SALAH FOKUS JKT48 ,FOTO FOTO PAHA OPPAI TOKET NABILAH JKT48 ,SALAH FIOKUS MEMEK JKT48
ReplyDeleteSeronok baca,walaupun aku org malaysia,xpekan kalau aku baca lagi??cerita yg sedih,walaupun ada ayat yg xdapat difahami...nabilah itu oishinya aku~hehe
ReplyDeleteBoleh minta untuk tugas sekolah bang
ReplyDelete